Pihak berwenang Sri Lanka mengatakan akan segera memasang iklan lowongan
mencari algojo karena algojo yang sekarang naik pangkat. Posisi ini
kosong setelah algojo yang sedang menjabat sekarang dipromosikan menjadi
penjaga penjara, demikian dilansir BBC Indonesia, Selasa (20/9).
Algojo ditempatkan di penjara paling terkenal yang berada di Colombo, Welikada. Berdasarkan catatan, Sri Lanka belum pernah melaksanakan eksekusi mati sejak 1976 meskipun eksekusi mati tetap merupakan pilihan sah.
Algojo yang bertugas sekarang ataupun algojo sebelumnya tidak pernah menggantung orang. Dari waktu ke waktu pemerintah mengumumkan rencana memulai hukuman gantung lagi tetapi hingga saat ini tidak terwujud.
Sejauh ini terdapat 357 terpidana yang dijatuhi hukuman mati namun kepala penjara Sri Lanka P.W. Kodippilli mengatakan pembukaan lowongan algojo ini bukan berarti akan ada eksekusi mati. "Akan tetapi secara teori eksekusi mati bisa saja terjadi bila melihat banyaknya terpidana hukuman mati," lapor Charles Haviland.
Juru gantung yang sedang bertugas sekarang, yang namanya tidak diumumkan, memulai karirnya sebagai algojo pada usia 22 tahun. Dia menggantikan tugas ayahnya sembilan tahun lalu. Dalam wawancara beberapa tahun lalu, dia mengatakan kemiskinan memaksanya menerima pekerjaan ini.
Meski dia meyakini hukuman mati bagi kejahatan-kejahatan paling buruk, algojo itu merasa ayahnya beruntung tidak harus menggantung terpidana selama masa karirnya. Dia mengakui tiang gantung membuatnya gelisah. "Setiap orang berpendapat algojo adalah pria yang tidak mempunyai perasaan. Ini salah," katanya.
Algojo ditempatkan di penjara paling terkenal yang berada di Colombo, Welikada. Berdasarkan catatan, Sri Lanka belum pernah melaksanakan eksekusi mati sejak 1976 meskipun eksekusi mati tetap merupakan pilihan sah.
Algojo yang bertugas sekarang ataupun algojo sebelumnya tidak pernah menggantung orang. Dari waktu ke waktu pemerintah mengumumkan rencana memulai hukuman gantung lagi tetapi hingga saat ini tidak terwujud.
Sejauh ini terdapat 357 terpidana yang dijatuhi hukuman mati namun kepala penjara Sri Lanka P.W. Kodippilli mengatakan pembukaan lowongan algojo ini bukan berarti akan ada eksekusi mati. "Akan tetapi secara teori eksekusi mati bisa saja terjadi bila melihat banyaknya terpidana hukuman mati," lapor Charles Haviland.
Juru gantung yang sedang bertugas sekarang, yang namanya tidak diumumkan, memulai karirnya sebagai algojo pada usia 22 tahun. Dia menggantikan tugas ayahnya sembilan tahun lalu. Dalam wawancara beberapa tahun lalu, dia mengatakan kemiskinan memaksanya menerima pekerjaan ini.
Meski dia meyakini hukuman mati bagi kejahatan-kejahatan paling buruk, algojo itu merasa ayahnya beruntung tidak harus menggantung terpidana selama masa karirnya. Dia mengakui tiang gantung membuatnya gelisah. "Setiap orang berpendapat algojo adalah pria yang tidak mempunyai perasaan. Ini salah," katanya.
sumber : http://forum.vivanews.com/aneh-dan-lucu/196979-ada-lowongan-jadi-algojo-penggal-kepala-di-sri-lanka.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar