Makau punya beberapa tempat yang menarik untuk dikunjungi. Sayang,
predikatnya sebagai surga perjudian membuat harga penginapan di sana
terbilang mahal bagi para backpacker.
Untuk menyiasatinya, saya
menginap di Hong Kong dan datang ke Makau dengan feri. Begitu tiba di
terminal feri di Makau, hotel dan kasino bernuansa kuning keemasan Sands
langsung menyambut. Dari situ, saya “menumpang” gratis bus Grand Lisboa
Casino yang akan mengantarkan jalan besar, Avenida de Almeida Ribeiro.
Dengan
menyusuri jalan ini, saya bisa langsung menemukan tempat menarik yang
menjadi ciri khas Makau. Tetapi sebelum melanjutkan perjalanan, saya
mampir dulu ke seberang jalan (dan masuk gang) untuk membeli egg tart di
CafĂ© e Nata Margaret’s.
Lapangan Senado
Sambil menikmati
egg tart, sekitar tiga ratus meter ke depan saat menyusuri Avenida de
Almeida Ribeiro, lapangan Senado langsung terlihat dengan kolam dan air
mancur di tengah lapangan. Kenapa Senado Square atau dalam bahasa
Portugisnya, Largo do Senado ini wajib dikunjungi?
Lapangan Senado. Foto: Thinkstock
Daerah
ini merupakan saksi sejarah Makau sebagai pintu masuk negara Barat
masuk ke Tiongkok di masa lalu. Hampir di setiap sudut lapangan ini
menampilkan arsitek gedung bergaya Eropa. Yang patut dikunjungi di
daerah ini adalah gereja St. Dominic dan Holy House of Mercy. Yang
terakhir ini merupakan institusi pertama yang mencetuskan ide klinik
bergaya barat pertama di Makau.
Di antara gedung tua ini banyak
toko dan restoran yang bisa dikunjungi. Dengan gedung-gedung tua ini,
lokasi ini jadi lokasi yang paling bagus untuk pemotretan. Jika
mengunjungi lapangan ini di siang hari, matahari cukup terik. Jadi,
siap-siaplah membawa payung atau kacamata hitam.
Lapangan Senado. Foto: Thinkstock
Reruntuhan Katedral St. Paul
Dari
Lapangan Senado, tujuan selanjutnya yang wajib dikunjungi adalah
reruntuhan Katedral St. Paul. Sepanjang jalan menuju reruntuhan ini
banyak sekali kios makanan dan suvenir. Dibanding Hong Kong, berbelanja
di Makau memang sedikit lebih murah. Kaum muslim harap berhati-hati
mencoba cemilan di sini karena banyak sekali makanan dari daging babi.
Dari
kejauhan, reruntuhan ini terlihat indah terutama dengan taman bunga
yang ada di sisi kiri tanjakan menuju gereja. Dari puncak reruntuhan,
pemandangan kota Makau terlihat cukup mengagumkan. Gedung kasino yang
mewah dan warna warni yang membaur dengan gedung tua berwarna muram dan
kadang terlihat kumuh menjadi perpaduan yang unik.
Reruntuhan katedral St. Paul. Foto: Thinkstock
Gedung Kasino
Walau
tidak suka berjudi, sempatkanlah masuk ke gedung kasino dan mengagumi
desain interior kasino di negara bekas jajahan Portugis ini. Selain
Venetian Macao, ada beberapa gedung kasino yang cukup sedap dipandang
mata baik itu dari luar maupun dalam.
Contohnya
Grand Lisboa dan MGM Grand yang terletak di Avenida De Dr. Sun Yat Sen.
Sesuai dengan namanya, tema interior di dalam gedung pun bertema film.
Beberapa bagian taman dan restorannya disulap seperti lokasi pembuatan
film. Taman Panda yang bersebelahan dengan kasino menjadi tempat favorit
saya untuk nongkrong. Di setiap pintu masuk kasino, kita pun langsung
disambut oleh patung Kungfu Panda emas.
Patung Guan Yin
Tak
jauh dari hotel dan kasino MGM Grand, terletak patung Guan Yin atau
kalau di film silat sering disebut sebagai Dewi Kwan Im. Patung Kwan Im
ini terbuat dari perunggu setinggi 20 meter di atas gedung yang
berbentuk seperti kuncup bunga teratai. Patung yang menyerupai Bunda
Maria ini didesain oleh seniman asal Portugis, Christina Rocha Leiria.
Patung
ini agak menjauh dari pulau utama Makau karena memang dibangun di atas
pulau kecil buatan dan ada jalan lintasan yang cukup panjang sebagai
penyambungnya. Di sisi kiri patung, terlihat pusat ilmiah Makau yang
menampilkan arsitek gedung yang tak kalah unik.
Menara Makau
Tempat
terakhir yang wajib dikunjungi di Makau adalah Menara Makau. Lokasinya
terletak agak jauh. Apalagi, kebanyakan jalanan di Makau satu arah, jadi
jika ingin ke Menara Makau sebaiknya naik taksi. Jangan takut mahal
karena pulau Makau tidak lebih luas dari Jakarta Selatan.
Menara Makau pada malam hari. Foto: Thinkstock
Yang
ingin menguji nyali bisa mencoba lompat bungee di Menara Makau. Hanya
saja, harga sekali loncat terbilang mahal. Bagi turis ransel seperti
saya, harga naik ke Menara pun juga cukup mahal.
Saya akhirnya
menikmati santap makan siang saja di salah satu restoran yang menghadapi
jembatan persahabatan (Ponte De Sai Van), yang menyambungkan pulau
Makau dengan pulau Taipa.
Kembang api di Ponte De Sai Van. Foto: Thinkstock
sumber : http://id.travel.yahoo.com/jalan-jalan/230-lima-tempat-wajib-dikunjungi-di-makau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar